5 Cara Melatih Berpikir Kreatif
1.Berpikir, semua bisa dilakukan
Yakinlah,
sesuatu yang akan kita kerjakan mampu kita selesaikan. Artinya, harus
optimis. Buang ungkapan bernada pesimis. Misal, ”Saya mungkin bisa
mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, ”Saya pasti
bisa mengerjakannya”, ”Bagi saya tidak ada kata menyerah!”. Pernyataan
optimis melatih kita berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun
berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu.
2. Hilangkan cara berpikir konservatif
Pola
berpikir konservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima
perubahan, meski perubahan itu menguntungkan. Karena ingin
mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin,
bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau
diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola
pikir, kita takut akan mengalami kerugian. Hendaknya disadari, cara
berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan
oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis
semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah
pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif.
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif.
Pertama,
terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga.
Lalu, kita mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif.
Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu
merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau
hal di luar bidang kita. Untuk ”memperkaya” diri, pola pikir juga perlu
menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus
proaktif. Kita dituntut ”menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan
bukan ”menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas
memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi
kalau kita mempunyai kreativitas berpikir
3. Tingkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan
Jangan
cepat puas. Semakin cepat puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan
lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran. Kesanggupan menerima
pekerjaan lain, berarti kita membuka diri pada tantangan baru. Untuk itu
kita dituntut berpikir cerdas dan efektif. Dua hal perlu dilakukan:
Pertama,
tambah kuantitas pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila di luar
kesibukan kita masih ada hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan
untuk menerima tambahan pekerjaan membuat kita melatih diri. Apakah
dalam situasi tertekan, kita masih mampu berpikir? Yang berpikir
kreatiflah yang mampu membangkitkan daya pikirnya.
Kedua,
perbaiki kualitas hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apa pun
pekerjaan, kita tidak boleh mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari
kualitas pekerjaan itu tercermin mutu pemikiran kita. Artinya, kalau
pekerjaan kita berkualitas, itu menunjukkan mutu daya pikir kita.
Semakin berkualitas hasil pekerjaan kita, semakin berkualitas pula pola
berpikir kita.
4. Perbanyak kebiasaan bertanya
Bertanya
merupakan indikator bahwa pikiran kita masih ”jalan” dan selalu dinamis.
Dengan bertanya, berarti mencoba menguji daya kritis. Kebiasaan
bertanya jangan dipahami bahwa kita ”tidak mengerti”. Tetapi harus
dipahami sebagai munculnya dinamika pikiran. Bertanya merupakan sarana
melatih pengembaraan daya kreativitas. Dengan bertanya, pemikiran kita
bertemu dengan pemikiran orang lain yang mengandung hal-hal baru,
sehingga cakrawala berpikir kita semakin luas. Juga membuat kita tidak
terpaku pada pemikiran diri sendiri. Sebaliknya, kita mencoba meyakinkan
apakah pemikiran kita sejalan dengan pemikiran orang lain? Hal ini
membuat kita semakin kreatif karena berusaha terbuka terhadap pemikiran
dari luar.
5. Jadi pendengar yang baik
Menjadi pendengar
yang baik berarti sanggup mendengarkan setiap informasi dari luar.
Dengan demikian kita mempunyai ”kekayaan”, banyak kesempatan untuk
berpikir mengenai yang kita dengar. Apabila ingin menanggapi yang kita
dengar, sudah tersedia banyak konsep pikiran untuk digunakan. Menjadi
pendengar yang baik berarti mengerti betul setiap informasi yang masuk
ke alam pemikiran. Kita dituntut untuk berpikir kreatif, sehingga
sanggup merespons sesuai yang dikehendaki oleh dunia luar.
Posted in:
0 komentar:
Posting Komentar